Selasa, 29 Maret 2011

Cara Memulai Bisnis

Banyak orang yang mau bisnis tetapi masih bingung bagaimana cara memulai bisnis. Ini juga pertanyaan yang sering diajukan kepada saya. Mudah-mudahan, lebih banyak umat Islam yang terjun ke bisnis, supaya lebih banyak produk halal, berkah, berkualitas, dan peluang kerja.
Sebenarnya ada beberapa cara. Anda bisa memilih salah satu cara yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan Anda. Pertanyaanya, cara yang mana yang paling bagus?

Cara Memulai Bisnis: Product Driven

Bisnis yang dimulai karena Anda memiliki produk atau bisa mengakses produk yang bisa dijual. Sebagai contoh, Anda bertemu dengan seorang teman seorang produsen produk tertentu. Setelah mengobrol, Anda ternyata bisa menjual produk tersebut sehingga muncullah ide untuk menjalankan bisnis menjual produk tersebut.
Termasuk dalam cara ini ialah saat Anda memiliki ide berdasarkan aset atau potensi Anda dalam menghasilkan produk. Misalnya sebuah ide bisnis yang dimulai karena Anda memiliki kemampuan untuk menghasilkan produk tertentu. Begitu juga jika bisnis itu dimulai dari hobi Anda. Sebagai contoh, misalnya Anda hobi motor gede, kemudian Anda bisnis bengkel motor gede. Bisnis ini digerakan oleh jasa atau produk sesuai dengan minat dan keahlian Anda.
Yang dimaksud produk disini, juga termasuk jasa.

Cara Memulai Bisnis: Market Driven

Cara kedua ialah dengan melihat peluang pasar. Seorang pebisnis melihat peluang dengan cara melihat permintaan pasar. Atau dia menciptakan pasar terlebih dahulu. Setelah dia kemudian menyediakan produk atau jasa untuk mengisi peluang pasar tersebut.
Banyak yang mengatakan, cara kedua adalah cara yang terbaik sebab lebih menjamin keberhasilan. Kita membuat produk atau jasa karena pasar yang siap membeli sudah ada. Benarkah? Bisa jadi dan saya pun menggunakan cara ini. Untuk lebih jauhnya, lihat modul 5 Bisnis Anti Gagal.

Cara Memulai Bisnis: Ide Bisnis Brilian

Terlepas Anda mau memulai dari mana, produk atau pasar. Bagi saya, yang penting adalah ide bisnis itu harus brilian. Tidak sekedar ada. Bukan ide asal jadi, tetapi ide yang sudah dinilai dengan berbagai kriteria dan sudut pandang.
Memulai bisnis harus dimulai dengan ide bisnis yang brilian. Perlu diperhatikan, bukan ide produk atau jasa, tetapi ide bisnis. Produk atau jasa boleh sama, tetapi bisnisnya harus berbeda. Bukan hanya melihat pasar dan potensi yang ada, tetapi melihat aspek yang lebih lengkap.
Saya sudah membahas bagaimana menemukan ide bisnis brilian di paket video saya Bisnis Anti Gagal. Silahkan tonton dan simak modul 1 paket video ini. Ikuti panduannya dan Anda akan menemukan ide bisnis brilian. Inilah cara memulai bisnis yang terbaik.

Cara Mudah Memulai Bisnis / Usaha Sambilan

Untuk memulai usaha atau bisnis janganlah menunggu kondisi yang ideal. Modal yang cukup, lokasi yang strategis, karyawan yang cakap, waktu yang luang untuk memulai bisnis adalah kondisi yang ideal. Dan untuk mendapatkan semuanya dalam waktu yang bersamaan tentu butuh pengorbanan yang lebih besar.
Apalagi bagi kita-kita yang masih berstatus sebagai karyawan di tempat lain, menunggu kondisi ideal bisa menjadi pilihan yang sulit.
Salah satu pilihan bagi seorang karyawan untuk memiliki bisnis sendiri adalah membuka usaha sambilan. Sehingga kita bisa tetap bekerja dan mendapatkan gaji. Dan kita berusaha mendapatkan tambahan penghasilan lewat usaha yang kita rintis.
Membuka usaha sambilan bisa menjadi pilihan yang menyenangkan kalau kita bisa menentukan jenis usaha dan skala usaha sesuai minat dan kemampuan kita. Kalau memang kita punya kondisi yang ideal, pilihan untuk membuka perusahaan, membuka toko, atau mengambil franchise adalah pilihan yang tepat.
Tapi bagi yang belum berani untuk mengambil resiko dengan membuka toko sendiri, ada satu pilihan yang mudah untuk segera memulai usaha, yaitu dengan sistem KONSINYASI.
Dengan sistem konsinyasi kita menitipkan barang dagangan kita ke toko, kios, atau minimarket / supermarket orang lain. Kita tidak perlu memiliki toko sendiri dan tidak perlu memiliki karyawan sendiri. Jelas akan menghemat banyak biaya. Kita hanya perlu menanamkan modal pada barang dagangan dan investasi waktu plus tenaga untuk menawarkan ke toko orang lain. Barangnyapun tidak harus buatan sendiri, bisa barang yang kita beli grosiran kemudian kita titipkan ke beberapa toko.
Kesepakatan Konsinyasi bisa fleksibel, untuk toko-toko kecil seperti kios kami, cukup dilakukan secara kekeluargaan / musyawarah mufakat dan dengan kesepakatan yang lebih mudah. Berapa barang yang ditaruh, berapa harganya, kapan mau dicek, kapan dilakukan pembayaran, dan kesepakatan lain dibicarakan bersama dan setelah deal atau kedua pihak sepakat maka Konsinyasi bisa dijalankan. Ada baiknya kesepakatan ini dilakukan secara tertulis (dan memang seharusnya tertulis) meskipun dalam format yang sederhana, sehingga jika ada perselisihan, sudah ada pedomannya.
Untuk menitipkan barang ke perusahaan yang sudah besar (minimarket atau supermarket) tentu persyaratannya lebih ketat. Pihak supermarket sudah menetapkan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
Pengalaman di kios kami (Kios Addina), setelah terlihat tokonya hidup (banyak pelanggan dan banyak transaksi), ternyata banyak yang datang menawarkan konsinyasi. Awalnya kami sangat berhati-hati, ada rasa khawatir barangnya nanti tidak laku. Tapi Alhamdulillah banyak barang konsinyasi yang berhasil terjual di kios kami.
Barang yang ditawarkan ke Kios kami juga beragam. Awalnya hanya jilbab dan produk serupa, kemudian ada yang menawarkan minyak wangi, dan bahkan sekarang ada yang menitipkan tas wanita. Para pemilik barang yang menitipkan di kios kami, secara berkala mengecek barangya laku atau belum, perlu ditambah atau belum. Kadang juga cukup dilakukan dengan SMS dan jika sudah laku, pemilik barang datang ke kios kami untuk menerima pembayaran barangnya yang laku.
Terus bagaimana kalau barang tidak laku? Pemilik barang biasanya menukar dengan barang lain dan mungkin barang yang tidak lakuk di kios kami bisa dan mungkin sekali laku di tempat lain. Jadi kalau mau menitipkan barang konsinyasi sebaiknya jangan hanya ke satu toko. Kalau bisa menitipkan barang ke banyak toko, sama saja kita punya toko banyak tanpa harus sewa toko, tanpa harus membayar karyawan, dan uangpun mengalir…

sumber : http://fuadmuftie.wordpress.com/